Kamis, 18 Februari 2010

PENGUJIAN MUTU KOPRA

PENGUJIAN MUTU KOPRA

Kopra adalah daging buah tanaman kelapa yang telah dikeringkan dengan cara penjemuran, pengasapan, dan pengeringan mekanis lainnya.
Klasifikasi dan Standar Mutu:
No Parameter Mutu I Mutu II
1. Kadar air maksimum (%) 5 5
2. Kadar Lemak minimum (%) 63 60
3. Kadar asam lemak bebas maksimum (%) 5 5
4. Benda-benda asing maksimum (%) 1 2
5. Bagian berjamur maksimum (%) 5 5
6. Bagian berhama maksimum (%) 3 3

Untuk pasaran Internasional, pembuatan kopra dilakukan dengan sistem CDS yang menghasilkan kopra dengan mutu dan warna lebih baik daripada cara konvensional. Mutu kopra (buah kelapa) diklasifikasikan menjadai mutu I dan II dengan kriteria sebagai berikut:
No Parameter Mutu I Mutu II
1. Bahan kelapa Tua Muda
2. Bentuk kopra Utuh Bubuk
3. Warna kopra Putih – abu-abu Coklat – gosong
4. Jamur Bebas Terdapat

Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak sebanyak akar pangkat dua dari jumlah karung dengan maksimum 30 karung tiap partai barang, kemudian tiap karung diambil contoh maksimum 5 kg. Contoh-contoh tersebut diaduk/dicampur sehingga merata kemudian dibagi empat dan dua bagian diambil secara diagonal. Cara ini dilakukan beberapa kali sampai mencapai contoh sebesar 5 kg. Contoh kemudian dimasukkan dalam plastik, kemudian disegel dan diberi label.
Pengemasan
Cara pengemasan: kopra dikemas dalamkarung goni yang bersih, kering dan kuat dengan berat bersih tiap karung adalah 65 kg. Pemberian merek: nama barang, jenis mutu, identitas penjual, produce of Indonesia, berat bersih, nomor karung, identitas pembeli, pelabuhan/negara tujuan.

C. Metode Kerja
1. Alat dan Bahan
Alat : 1. timbangan tiga lengan 1 buah
2. tampah dari anyaman bambu
atau baskom plastik 9 buah
3. botol timbang 4. alat soxhlet
bahan : 1. kopra 1 kg
2. etanol 95% 25 ml
3. karet gelang 1 ons
2. Prosedur Kerja
a. Penentuan kadar air kopra
1. Timbang dengan teliti dengan menggunakan neraca analitik ± 5 gram contoh uji ke dalam botol timbang yang sudah diketahui beratnya.
2. Panaskan contoh uji tersebut ke dalam oven pada suhu 105oC selama 30 menit.
3. Dinginkanlah ke dalam desikator hingga mencapai suhu kamar dan timbang.
4. Ulangilah pemanasan, pendinginan dan penimbangan sampai diperoleh berat konstan.
5. Hitunglah kadar air dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Kadar air = kehilangan berat x 100%
gr contoh

b. Penentuan Kadar Lemak
1. Timbang bahan yang telah dihaluskan sebanyak 10 gram dan masukkan ke dalam timble. Kemudian lubang atas timble ditutup dengan kapas bebas lemak untuk mencegah bahan keluar dari timble ketika ekstraksi sedang berlangsung.
2. Masukkan timble ke dalam tabung ekstraksi soxhlet dan alirkan air pendingin melalui kondensor.
3. Pasang tabung ekstraksi soxhlet pada alat ekstraksi soxhlet dan masukkan pelarut petroleum eter sebanyak 1 ½ - 2 kali kapasitas volume tabung soxhlet.
4. Ekstraksi bahan tersebut selama 20 kali sirkulasi.
5. Pelarut yang telah mengandung lemak dan minyak diuapkan dengan menggunakan rotary – evaporator sehingga didapatkan berat residu lemak/minyak.
6. hitung kadar minyak dengan rumus:
Kadar Minyak (%) = berat minyak (g) x 100%
berat bahan (g)

c. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas
1. Timbang minyak atau lemak sebanyak ± 25 gram.
2. Tambahkan 50 ml ethanol 95 % panas yang sudah dinetralkan dan 3 tetes indikator pp.
3. Titrasi dengan larutan KOH 0,5 N sampai terbentuk warna merah muda yang tidak hilang selama 30 detik.
4. Penyajian hasil uji, dalam perhitungan harus diperhatikan minyak atau lemak dihitung sebagai asam palmitat.
5. Hitunglah asam lemak bebas menggunakan rumus:
% asam lemak bebas (ALB) = ml KOH x N KOH x BM asam lemak x 100%
berat bahan (gr) x 1000

d. Penentuan Bagian Berjamur
Pengamtan secara visual terhadap keberadaan jamur

1 komentar:

  1. maaf bu,,prosedur kerja penentuan asam lemak bebas yang nomor empat saya rasa salah..
    karena asam lemak yang terdapat pada kopra yang dominan asam laurat dan bukan asam palmitat..
    jadi berat molekul asam laurat yg seharusnya dihitung..
    terima kasih bu..

    BalasHapus