Sabtu, 20 Maret 2010

HIDROCOOLING

HIDROCOOLING
Pendinginan dengan air dengan cepat menyerap panas lapangan hasil panen. Cara ini digunakan dengan hasil yang menguntungkan pada sayur-sayuran daun untuk mempertahankan tekstur dan kesegarannya. Untuk buah jeruk dan beberapa jenis buah lainnya, dalam air pendingin dapat ditambahkan fungisida agar pembusukan dapat ditahan sampai tingkat yang masih dapat diterima. Buah yang didinginkan dengan air ternyata lebih rentan terhadap kebusukan setelah dihangatkan. Kadang-kadang dapat terjadi kerusakan pendinginan. Ada dua tipe pendingin air, tipe konvensional yang menggenangi buah dengan selapis air dan tipe yang menangani satu unit muatan.
Sebagian besar perubahan-perubahan fisikokimiawi yang terjadi dalam buah yang sudah dipanen berhubungan dengan metabolisme oksidatif, termasuk didalamnya respirasi. Oksidasi biologi dikaitkan sangat erat dengan penelitian-penelitian mengenai perubahan-perubahan mutu, gangguan-gangguan fisiologi, daya simpan,kemasakan, penanganan komoditi dan banyak perlakuan-perlakuan pasca panen.
Laju respirasi merupakan petunjuk yang baik untuk daya simpan buah sesudah dipanen. Intensitas respirasi dianggap sebagai ukuran laju jalannya metabolisme dan oleh karena itu sering dianggap sebagai petunjuk mengenai potesi daya simpan buah. Laju respirasi yang tinggi biasanya disertai oleh umur simpan yang pendek.
Kerusakan akibat pendinginan merupakan persoalan besar dalam penanganan pasca panen bahan-bahan tanaman karena kerusakan itu menyebabkan banyak komoditi tidak mungkin disimpan pada suhu yang sebenarnya. Kerusakan itu berbeda secara esensial dari kerusakan karena pembekuan, kerusakan-kerusakan itu terjadi pada suhu rendah, tetapi jauh diatas titik beku jaringan.
Tidak ada cara untuk mengurangi kerusakan akibat pendinginan buah-buah tropika dan subtropika selain dengan mengatur suhu dan pemberian lapisan lilin. Dua keuntungan utama dapat diharapkan dari pengendalian pendinginan adalah buah-buah yang peka terhadap pendinginan dapat ditangani dengan menggunakan fasilitas yang sama, bersama-sama dengan buah-buah yang lain yang tidak begitu peka dan toleransi terhadap suhu rendah akan memperpanjang umur pasca panennya. Perubahan atmosfir penyimpanan berpengaruh terhadap keriputnya. Kandungan 7% O2 merupakan kandungan optimal untuk mencegah kerusakan akibat pendinginan.

Alat :
Pisau, spatula, penetrometer, timbangan, erlenmeyer, corong, lumpang porselen, pipet volume, pipet tetes, handrefraktometer, labu ukur, buret, gelas ukur.
Bahan :
Buah pisang, buah tomat, buah sawo, buah mangga, indikator pp 1%, pati 1%, NaOH, Iodium.
Prosedur Kerja
1. Diambil sampel dan ditimbang beratnya, diukur teksturnya, TSS, warna dan aromanya.
2. Diberi label masing-masing sampel untuk perlakukan hidrocooling dan suhu kamar.
3. Diamati perubahan fisik setiap hari untuk masing-masing sampel sesuai dengan perlakuan.
4. Dianalisa fisik dan kimia pada hari ke- 7.

Pengujian Kadar Vitamin C
1. Ditimbang 10 g slurry dimasukkan dalam labu ukur 100 ml
2. Ditambahkan aquadest sampai batas tanda
3. Disaring dan diambil filtratnya sebanyak 25 ml dan dimasukkan kedalam erlenmeyer.
4. Ditambahkan 2 ml larutan pati dan dititrasi dengan larutan iodium
5. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna menkjadi biru.
6. Dihitung kadar vitamin C sampel.
Kadar Vit C(%) = fp x ml iodium x N iodium x Mr Vit C x 100%
Berat sampel x 1000 x 2
Penentuan Total Asam
1. Ditimbang 10 g slurry dimasukkan dalam labu ukur 100 ml
2. Ditambahkan aquadest sampai batas tanda
3. Disaring dan diambil filtratnya sebanyak 25 ml dan dimasukkan kedalam erlenmeyer.
4. Ditambahkan 2 – 3 tetes indikator pp dan dititrasi dengan NaOH
5. Dicatat ml NaOH yang digunakan, kemudian dihitung total asam.
Total asam (%) = fp x ml NaOH x N NaOH x M.eq Asam .........x 100%
Berat sampel x 1000

1 komentar:

  1. Andri Priyanto / 3201206063
    T. pertanian / TPHP
    Polnep

    makasih ya bu,
    :)

    BalasHapus